conclusion of my Articles...


Pada artikel kali ini saya akan membahas kesimpulan tentang artikel yang pernah saya pos pada 2 bulan terakhir ini dari artikel “pengaruh teknologi terhadap kebudayaan” sampai dengan “2D to 3D” pada intinya :
“pengaruh teknologi terhadap kebudayaan” itu selalu berdampang positif dan negative,negatifnya  bisa mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri seperti  pengunaan dialek bahasa Indonesia mulai tercampur aduk oleh budaya lain,maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja, hingga berubahnya kebiasaan remaja misalnya remaja jaman sekarang mereka lebih suka berdiam diri berjam – jam di depan komputer untuk maen game atau sekedar sharing dan char di social media di bandingkan memainkan alat – alat tradisional atau permainan tradisional, sedangkan positifnya karena adanya perkebangan teknologi bisa  mempermudah hidup manusia pada segi kebudayaan misalnya
Sedangkan pada artikel “perbedaan antara desain dan grafik “ itu sendri intinya adalah jika desain  adalah suatu cara utuk membuat sebuah objek sesuai apa yang kita capai sedangkan grafik itu ilmu yang  mempelajarinya untuk  membuat suatu objek tersebut.
Dan apa yang menyebabkan “HTML5 dan CSS3muncul?” itu karena HTML5 dan CSS 3 di buat untuk menyempurnaan fitur – fitur yang belum terdapat pada versi – versi sebelumnya dan juga untuk mempermudah dalam menggunakannya. “Fitur – fitur  HTML5” sendri yang ada seperti : canvas , video dan audio , local storage,web workers, semantics dll semuanya di gunakan juga untuk mempermudah membuat web yang bagus dan baik.
Selain karena HTML 5 faktor – factor yang “membuat web itu baik” dengan membuat pengunjung lebih sering mengunakanya dan mengunjunginya semua itu karena letak attribute,pemilihan warna yg telah di rancang terlebih dahulu , sumber informasi  , dan fiture yang di tawarkan beraneka ragam yg bisa kita temuin dalam sebuah web tanpa membebani pengunjung untuk membukanya.
Pada  3 artikel selanjutnya saya mengambil sumbernya dari sebuah buku yang berjudul  “Handbook Of Visual Communication. Theory, Methods, And Media” yang sebelumnya buku tersebut berbahasa ingris dan masing – masing sudah saya terjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia seperti artikel  “fotoelisitasi” di artikel ini membahas tentang bagaimana menjadi fotografer documenter yang baik dengan foto elisitasi yg di tambahkan  untuk membantu dan memastikan kejelasannya. Selain itu, elisitasi foto ini mendukung sikap etis dari subjek untuk memperkuat, dan memberikan mereka peranan penting dalam menceritakan kisah mereka sendiri. Artikel yang kedua berjudul “Audiensi Demograf” artikel ini membahas tentang bagaimana televisi digambarkan  sebagai peristiwa hitam dengan memusatkan berat pada jangkauan penglihatan dari delegasi Amerika Afrika dan penonton dari studi analisi yang di lakukan Jackson dan rekan – rekannya. Dari analisis ini  frekuensi gambar  yang ditampilkan ada karena pentingnya pertimbangan untuk menciptakan gambar dan memperkuat tayangan. Sedagkan  pada artikel ke – 3nya yang berjudul “interface visual verbal” membahas tentang bagaimana fotografer dokumenter yang bekerja  di dalam media visual,ia juga harus bekerja dengan kata-kata misalnya fotografer documenter harus berhati – hati dalam mengunakan  sebuah kata – kata agar visual maupun verbal  informasi yang mereka berikan itu integrative dan tidak berulang-ulang.
Pada Dua artikel berikutnya saling berkaitan artikel yang pertama berjudul “film 2D to film 3D” artikel yg saya tulis ini membahas tentang apa itu film 3D yaitu film yang memberikan efek tiga dimensi (lebih nyata) hanya untuk menontonnya  dibutuhkan kacamata khusus. Prinsipnya adalah sebuah film format 3D terdiri dari 2 gambar yang sama yang berjalan simultan tapi disatukan dalam satu layar dengan jarak tertentu antara gambar 1 dengan gambar 2 dan bagaimana sebuah film 2D bisa d konversi dengan mengunakan sebuah software ke dalam film 3D.artikel yang ke dua yaitu “UBIQUITOUS” arti ubiquitous itu sendri adalah mengaktifkan segala yang ada di sekitar kitadengan  membutuhkan inovasi-inovasi baru di bidang operating system, user interface, networks, wireless, displays dan networking kepada semua peralatan yang ada di dunia ini, maka kita dapat mengkomunikasikan antar alat tersebut dan mengotomatisasi semuanya dar artikel sebelumnya yang “film 2D to 3D “ terdapat kaitannya pada artikel ini karena contoh – contoh ubiquitous itu seperti smart phones,smart Tv, dll  smart Tv sendri muncul karena adnya film 3D,jadi kita bisa menonton film 2D yg d konversi k 3D dengan hanya menonton di sebuah TV pada artikel ini saya juga membahas tentang bagaimana cara menjadi sales yg baik untuk memasarkan barang – barang ubiquitous itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar